Siapa Umar Bin Abdul Aziz, Catatan Membangun Kabupaten Tanah Bumbu Sebagai Serambi Madinah

    Siapa Umar Bin Abdul Aziz, Catatan Membangun Kabupaten Tanah Bumbu Sebagai Serambi Madinah

    Umar bin Abdul Aziz punya nama lengkap Abu Hafsh Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin al-Hakim bin Abil Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab, al-Quraisy al-Madani. Lahir di kota Madinah pada tahun 61 hijriyyah dan wafat pada 101 hijriyyah. Ayahnya, Abdul Aziz cinta terhadap hadits-hadits Rasulullah. Abdul Aziz sering hadir dalam majlis Abu Hurairah dan sahabat lainnya. 

    Ciri-ciri fisik Umar bin Abdul Aziz, kulitnya coklat sawo matang, berbadan kurus, berjenggot rapi, bermata cekung. Pada wajahnya terdapat bekas luka karna tertanduk kuda.

    Sebenarnya, garis nasab Umar bin Abdul Aziz tidak berjalur darah kekhalifahan, karna Umar adalah anak dari Abdul Aziz bin Marwan sedangkan jalur kekhalifahan ada pada nasab Abdul Malik bin Marwan tetapi kemudian dia ditunjuk oleh khalifah sebelumnya Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan melalui surat wasiat untuk melanjutkan kekhalifahan Bani Umayyah.

    Pada masa kecil Umar, dia meminta izin kepada ayahnya untuk menuntut ilmu di kota Madinah. Dia belajar kepada Abdullah bin Umar bin Khattab dan Anas bin Malik. Dia pernah mendapat pujian dari Anas bin Malik seperti “belum pernah aku dipimpin sholat yang sholatnya mirip dengan sholat Rasulullah selain dari pemuda ini, yakni Umar bin Abdul Aziz.”

    Abu Shofwan juga pernah memuji dan berkata, Umar bin Abdul Aziz lebih zuhud daripada Uwais al-Qorni dengan alasan Umar bin Abdul Aziz telah memiliki dan menguasai dunia tetapi dia tetap zuhud terhadap dunia. 

    Saat menjadi Khalifah Bani Umayyah, Umar bin Abdul Aziz menjalankan pemerintahannya berdasarkan amar ma’ruf nahi mungkar. Dia juga lebih memihak kepada kaum lemah, dia pernah memecat kepala pegawai karna bertindak zalim terhadap bawahannya.

    Dia juga menghentikan peperangan terhadap orang yang belum beragama Islam, dia lebih mengutamakan dakwah Islam dengan cara lemah lembut dan bijaksana. Kebijakannya itu membuat banyak orang masuk Islam diantaranya Raja Sind dan rakyatnya, begitu pula terhadap penduduk Mesir, Suriah, dan Persia yang pada saat itu mereka berstatus kaum Dzimmi (warga non muslim dibawah negari Islam dan mendapatkan perlindungan).

    Umar bin Abdul Aziz berupaya memperbaiki pengelolaan Baitul Maal, Dana Baitul Maal banyak berasal dari  zakat, jizyah, kharaj, cukai, khumus dan fai’, kemudian digunakan dalam rangka pembangunan infrastruktur dan melayani ummat.

    Umar bahkan menyediakan belanja umum untuk jaminan sosial, fakir dan miskin, orang yang menanggung utang, hamba sahaya, dan sebagainya. Umar sangat ketat dalam pengelolaan keuangan, tidak melakukan pemborosan atau menghamburkan harta yang sia-sia tetapi dia lebih mengarahkan kepada kemaslahatan rakyat kecil.

    Fenomena menarik dalam program pengentasan kemiskinan Umar bin Abdul Aziz adalah yakin terhadap pengelolaan keuangan negara di bawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz sehingga warga berbondong-bondong membayar zakat kepada negara. Kemudian zakat didistribusikan kepada yang berhak secara ketat dan membuat warganya merasa berkecukupan.

    Ada cerita pengamalan dari Yahya bin Said, seorang pengumpul Zakat di Afrika. Setelah memungutnya dia bermaksud membagikannya kepada fakir dan miskin. Sayangnya Yahya tidak  menemukan seorang pun karna Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua rakyatnya hidup dalam kecukupan ekonomi. Akhirnya Yahya memutuskan membeli budak lalu memerdekakannya.

    Dengan pengelolan Baitul Maal yang baik, Umar bin Abdul Aziz mendapatkan rekor pemasukan diatas rata-rata sehingga melebihi dari kebutuhan negara. Umar berkuasa hanya 29 bulan 10 hari tetapi waktu yang singkat itu mampu mensejahterakan rakyatnya secara keseluruhan.

    Kisah Umar bin Abdul Aziz dalam membuat kebijakan ekonomi dan kesejahteraan sosial akan banyak menginspirasi pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu. Bupati Zairullah Azhar sering kali mengisahkan sosok Umar bin Abdul Aziz ini dalam forum-forum resmi sebagai motivasi membangun Tanah Bumbu sebagai Serambi Madinah. Semoga harapan hidup damai, bahagia, sejahtera, di bawah naungan Serambi Madinah terwujud.

    Penulis: Muhammad Akram Sadli, Anggota Komite Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

    Kalsel Tanah Bumbu
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Dimensi Serambi Madinah Kabupaten Tanah...

    Artikel Berikutnya

    Membangun Peradaban Lokal ‘Serambi Madinah’

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polri Kolaborasi Dengan Royal Thai Police Tangkap Bandar Narkoba DPO Red Notice di Bangkok, Thailand
    Bareskrim Polri Berhasil Amankan DPO Pengendali Clandestine Lab di Bali Asal Ukraina, Dirtipidnarkoba: Bukti Tegas Perang Melawan Narkoba
    Jajaran Kodam XIV/Hsn di Wilayah Sulsel Berikan Bantuan kepada Korban Banjir
    Kapusjianstralitbang TNI Raih Gelar Doktor dengan Predikat Cumlaude dari Universitas Indonesia
    Hendri Kampai: Main-Main dengan Hukum? Waspada, 'Vigilante Virtual' Tak Pernah Tidur!

    Ikuti Kami