Zairullah Azhar menjadi Penjabat Bupati Tanah Bumbu 2003-2005, kemudian terpilih menjadi Bupati Tanah Bumbu 2005-2010. Masa itu begitu menggaung istilah manajemen ilahiyah, sampai-sampai Presiden SBY datang ke Tanah Bumbu melihat langsung pembangunan di Tanah Bumbu. Ada pertemuan Gubernur dan Bupati seindonesia padahal umur Tanah Bumbu pada saat itu baru 5 tahun. Tanah Bumbu pernah mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten pemekaran terbaik seindonesia.
Pilkada 9 Desember 2020, Zairullah Azhar berpasangan dengan Muhammad Rusli memenangkan pilkada Tanah Bumbu dan dilantik tanggal 26 Februari 2021. Akibat aturan pemilihan kepala daerah serentak pada tahun 2024 maka praktis Zairullah-Rusli hanya akan memimpin Tanah Bumbu dalam kurun waktu 3 Tahun (2021-2024). Meski demikian semangat Zairullah-Rusli membangun Tanah Bumbu tidak pernah surut.
Di masa kampanye Zairullah-Rusli yang disingkat ZR, ada ide yang muncul dan menjadi perbincangan sekarang. Yaitu Serambi Madinah, hampir semua titik kampanye yang dikunjungi Zairullah pada saat itu, menyampaikan akan menjadikan Tanah Bumbu sebagai Serambi Madinah.
Jika dikontruksikan, dulu Zairullah menggunakan istilah manajemen ilahiyah dalam membangun Tanah Bumbu, kini juga Zairullah menggunakan manajemen ilahiyah dan tetap dengan motto Bersujud (bersih, syukur, jujur, dan damai).
Perbedaan saat ini adalah ada slogan atau tagline Serambi Madinah. Zairullah sudah menetapkan visi Tanah Bumbu menjadi maju, unggul, mandiri, religius, dan demokratis. Sepintas lalu Serambi Madinah diawal terbanyang adalah kota Madinah al-Munawwarah, kotanya Rasulullah Nabi Muhammad Saw. Maka seperti apakah sebernarnya Serambi Madinah Kabupaten Tanah Bumbu.
Pada saat Zairullah Azhar menyampaikan RPJMD 2021-2026 pada sidang paripurna DPRD (8/7/2021), Zairullah menyampaikan bahwa Serambi Madinah adalah mission dari visi maju, unggul, mandiri, religius, dan demokratis. Saya memahaminya bahwa Serambi Madinah sebenarnya wujud atau kata lain dari visi itu sendiri. Bagaimana memujudkan Serambi Madinah maka dapat dilihat dari misi Tanah Bumbu.
Saya hanya ingin menyederhanakan saja. Bahwa Serambi Madinah itu akan terlihat dari: satu, ritual keagamaan yang bersifat wajib atau sunnah seperti Sholat 5 waktu, Sholat Dhuha, mengaji dan menghafal Qur’an dan sebagainya. Kedua, adalah penanaman nilai seperti kekuatan niat, doa, kinerja yang dihubungan dengan Iman dan Islam. Ketiga, hubungan sosial yang lebih baik seperti silaturahmi, menghormati yang lebih tua, santun, damai. Ketiga: Simbol peradaban seperti warna, bentuk, ornamen, tugu, tempat ibadah, dan sebagainya.
Intinya adalah Sosok Zairullah membangun daerah dengan ekonomi dan non ekonomi. Harapannya adalah keseimbangan pembangunan antara fisik dan spiritual, dengan spiritual juga diharapkan mampu mempercepat pergerakan pembangunan diluar nalar, artinya adalah ada keterlibatan Tuhan dalam proses pembangunan sehingga ada kekuatan ‘maha dahsyat’ dalam pembangunan Tanah Bumbu.
Hari ini mungkin tidak cukup untuk menggali makna, mengapa, dan bagaimana Serambi Madinah itu. semakin digali mungkin akan semakin luas dan dalam. Pada frekuesi tertentu mungkin nantinya dapat dibatasi sehingga lebih mudah difahami oleh masyarakat luas. Setidaknya Serambi Madinah dapat dipafami dalam 3 dimensi pertama adalah ritual keagamaan, penanaman nilai, simbol peradaban.
Penulis: Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Kabupaten Tanah Bumbu
Baca juga:
LTMNU Bogor : Gerakan Wakaf Al-Qur'an
|